Kelas Inspirasi. Saya sudah pernah mendengar
sejak kali pertama diadakan di Medan. Ada seorang teman yang mengajak ikut
serta menjadi relawan dokumentator sebagai videografer. Awalnya saya tertarik ikut
namun kemudian saya ragu tapi mungkin lebih tepatnya minder. Belum yakin dengan
kemampuan diri sendiri. Saya percaya ini acara hebat dan besar, tentunya banyak
para profesioal dibidangnya masing-masing yang akan turut serta. Saya takut
hasil dokumentasi saya nanti malah mengecewakan mereka. Jadi saya membatalkan
tawaran teman saya kala itu.
Setelah Kelas Inspirasi Medan pertama selesai
dan saya melihat hasilnya yang begitu luar biasa, saya kecewa mengapa sampai
melewatkan kesempatan mulia itu. Untungnya ada teman yang bilang bahwa akan ada
Kelas Inspirasi kedua di Medan dan saya harus ikut katanya. Ya! Saya memang
harus ikut apapun yang terjadi. Saya harus ambil bagian dalam gerakan mulia
ini. Saya terus memantapkan diri.
Saya mendaftar menjadi dokumentator sebagai
videografer tanpa berpikir panjang meski saya tidak punya alat perekam.
Akhirnya saya meminjam kamera saku teman yang bisa untuk merekam video dan
hasil gambarnya sudah cukup lumayan. Alat sudah ada dan saya siap bertempur.
Setelah melihat kelulusan, saya tahu para dokumentator yang berpartisipasi
adalah mereka yang sudah ahli dibidang dokumentasi dan menggunakan alat perekam
yang sudah profesional. Saya tetap semangat, disini kita tidak bersaing namun
saling membantu dan mendukung kegiatan Kelas Inspirasi ini demi kemajuan dunia
pendidikan di tanah air. Minder saya berkurang. Kata seorang teman bahwa bukan
senjatanya yang penting namun siapa orang yang menggunakan senjata itu. Berbuat
baik cuma butuh niat dan langsung gerak.