Putih.
Itu yang ku lihat pertama kali waktu mataku perlahan terbuka. Dinding-dinding ini, langit-langit,
awan tipis yang menyembul di
balik jendela, tempat tidur, pakaian beberapa orang disekitarku. Pandanganku yang samar-samar
mulai terang. Aku paksa mata ini terbuka. Sudah berapa lama aku terpejam,
entahlah aku tak mampu mengingatnya. Ada beberapa orang yang kukenal
disekelilingku mungkin mereka sedang menjagaku. Mereka saling berbicara namun
aku tidak begitu jelas mendengar suara mereka.
Ada ibu disampingku, tapi kenapa ada air mata dipipinya.
Jangan menangis ibu aku baik-baik saja. Tangan ibu mulai membelai kepalaku,
mengusapnya perlahan dengan hangat. Maafkan aku ibu, anak yang sering
menyusahkanmu bahkan di saat
seperti ini pun aku masih membuatmu menangis.
Entah sudah berapa lama ibu duduk disampingku, guratan-guratan lelah di wajahnya begitu jelas tergambar. Bapak dan adikku juga ada disini. Wajah mereka
juga tampak mendung.