Aku
selalu merasa senang berada di tempat-tempat seperti terminal, stasiun,
pelabuhan dan bandara. Tempat mangkalnya alat-alat transportasi yang akan
mengantarkan para penumpang pergi ke tempat tujuan. Ada yang berangkat ada yang
pulang. Ada yang mengantar ada yang menjemput. Riuh ramai tapi menyenangkan
melihat suasana seperti
ini. Mereka saling mengungkapkan rasa dengan saling berpelukan, bersalaman,
bertatapan dan senyuman. Bahkan kita bisa melihat banyak cinta disini.
Seperti
aku sekarang disini, di sebuah stasiun kereta, sendiri. Aku akan pergi dari
kota ini, menjauh darimu untuk entah berapa lama. Ya aku mengaku kalah karena
pergi darimu. Aku tidak mau merusak hubungan cintamu dengan dia. Meski aku
harus memendam rasa ini. Meski aku bisa mati bila tanpamu.
Dulu
waktu kita pertama kali bertemu juga di kereta api dalam sebuah perjalanan. Aku
sendiri kamu juga sendiri. Tujuanku pergi ke kota lain untuk suatu urusan dan
kamu pulang ke kampung halaman tempat kedua orang tuamu dalam rangka liburan.
Mungkin kita sudah ditakdirkan untuk duduk di nomor kursi yang bersebelahan.
Kamu memohon duduk di kursi yang dekat dengan jendela meski nomor kursi itu
adalah tempat dudukku. Itu awal percakapan kita. Mungkin aku merasa ini jatuh
cinta pada pandangan pertama.