Saya
sangat iri dengan anak-anak ABG sekarang. Kalau mau nonton di bioskop mereka
tinggal beli tiket dan langsung masuk. Meskipun di poster film terdapat tulisan
“Untuk Dewasa”. Pengklasifikasian usia untuk menonton film sudah tidak begitu
berpengaruh. Pihak bioskop juga sudah tidak peduli. Yang penting mereka bisa
beli tiket untuk film yang mereka ingin tonton. Jadi apa gunanya Lembaga Sensor
Film mengeluarkan klasifikasi film untuk kategori semua usia, untuk remaja dan
untuk dewasa ?
Saya
jadi ingat pengalaman saya menonton film di bioskop waktu masih kecil. Kedua
orang tua saya senang nonton film ke bioskop terutama film Indonesia. Waktu itu
sekitar awal tahun 80-an dan usia saya masih sekitar delapan tahun. Kami tinggal
di Jogja. Seingat saya, kedua orang tua saya membawa saya pergi ke bioskop di
daerah sekitar alun-alun keraton Jogja naik sepeda.
Film
yang diputar adalah Perkawinan Nyi Blorong (1983) yang dibintangi oleh Suzanna
dan Clift Sangra. Film ini memang dikategorikan dalam klasifikasi usia untuk
tontonan 17 tahun ke atas. Jadi bukan untuk konsumsi anak kecil seperti saya.
Setelah membeli tiket masuk ke bioskop, kami pun antri mau masuk ke dalam gedung
bioskop.