Halaman

Minggu, 12 Agustus 2012

Putih


Putih. Itu yang ku lihat pertama kali waktu mataku perlahan terbuka. Dinding-dinding ini, langit-langit, awan tipis yang menyembul di balik jendela, tempat tidur, pakaian beberapa orang disekitarku. Pandanganku yang samar-samar mulai terang. Aku paksa mata ini terbuka. Sudah berapa lama aku terpejam, entahlah aku tak mampu mengingatnya. Ada beberapa orang yang kukenal disekelilingku mungkin mereka sedang menjagaku. Mereka saling berbicara namun aku tidak begitu jelas mendengar suara mereka.
 
Ada ibu disampingku, tapi kenapa ada air mata dipipinya. Jangan menangis ibu aku baik-baik saja. Tangan ibu mulai membelai kepalaku, mengusapnya perlahan dengan hangat. Maafkan aku ibu, anak yang sering menyusahkanmu bahkan di saat seperti ini pun aku masih membuatmu menangis. Entah sudah berapa lama ibu duduk disampingku, guratan-guratan lelah di wajahnya begitu jelas tergambar. Bapak dan adikku juga ada disini. Wajah mereka juga tampak mendung.