Halaman

Sabtu, 17 September 2011

10 Pelawak Paling Dikenang


Melawak merupakan salah satu usaha untuk membuat orang lain terhibur hingga tertawa atau setidaknya gembira dan tidak semua orang bisa berhasil melakukannya. Kadang hanya dengan melihat mimik wajah atau gerakan anggota tubuh mereka kita bisa dibuat tertawa . Pelawak atau komedian sudah jadi sebuah profesi yang menjanjikan hingga membuat mereka jadi selebritis. Diantara begitu banyaknya pelawak yang telah menghibur kita, ada beberapa nama yang begitu menonjol hingga layak menjadi ikon lawak di Indonesia. Tanpa mengabaikan nama-nama pelawak lainnya, berikut adalah para pelawak yang paling sering dikenang karyanya berkat pencapaian, dedikasi dan kepopulerannya :

1.        Bing Slamet
Bing Slamet adalah salah satu maestro lawak di Indonesia pada masanya bersama Kwartet Jaya, grup yang terdiri dari Bing Slamet, Ateng, Iskak dan Eddy Sud. Selain itu dia juga banyak bermain dalam film-film komedi pada era tahun 1960-an dan 1970-an. Bing Slamet hebatnya mampu membagi konsentrasi antara bermain musik, menyanyi, bikin lagu, melawak, dan main film layar lebar. Setidaknya ada 20 film layar lebar yang dibintanginya, mulai dari era film hitam putih hingga berwarna. Untuk mengenangnya Titiek Puspa menciptakan lagu yang berjudul Bing.


2.        Benyamin S
Seniman asal Jakarta yang eksis pada dekade ’70, ’80 dan ’90 an memiliki semangat, kreatifitas dan kecerdasan tersendiri dalam dirinya, yang pada akhirnya membuat dirinya berbeda. Beliau seniman yang serba bisa, bukan hanya berkarya sebagai komedian tetapi juga menjadi penyanyi, penulis lagu, aktor, sutradara, penulis skenario, pembawa acara, pemain sinetron dan bintang iklan yang produktif. Dia dijuluki “Biang Kerok”, kata ini bercerita banyak tentang dirinya.

3.        Warkop DKI
Warkop atau sebelumnya Warkop Prambors adalah grup lawak yang dibentuk oleh Nanu, Rudy Badil, Dono, Kasino dan Indro. Yang kemudian dikenal sebagai Warkop DKI setelah ditinggal oleh dua personilnya. Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat dan selalu diputar sebagai film menyambut Tahun Baru Masehi dan menyambut Hari Raya Idul Fitri di hampir semua bioskop utama di seluruh Indonesia. Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa, maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka. Di film-film mereka terkenal dengan jargon “Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang”.

4.        Ateng
Ia adalah sebuah legenda bagi dunia lawak di Indonesia. Hampir seluruh hidupnya dibaktikan di dunia lawak. Pada tahun 1960-an ia tergabung dalam kelompok lawak Kwartet Jaya bersama Bing Slamet, Iskak dan Eddy Sud. Tahun 1974 – 1978 Ateng banyak membintangi film-film komedi. Pada tahun 1980-an, popularitasnya semakin meningkat berkat perannya sebagai Bagong pada acara Ria Jenaka di TVRI. Bahkan nama Ateng menjadi sangat akrab di tengah masyarakat sebagai sebutan untuk orang yang bertubuh pendek.

5.        Gepeng
Gepeng (yang bernama asli Freddy Aris) adalah seorang pelawak yang terkenal pada tahun 1980-an. Ia memulai kariernya dari pesuruh pada perkumpulan ketoprak di Surakarta, lalu bergabung dalam kelompok lawak Srimulat, di mana kariernya sebagai pelawak melejit dan menjadi sangat populer. Dalam salah satu episode lawakan Srimulat yang ditayangkan di televisi, ada adegan di mana Jujuk - sang primadona Srimulat - yang berperan sebagai majikan Gepeng sang jongos, terancam dilecehkan secara seksual, tetapi sempat diselamatkan oleh Gepeng. Pada adegan tersebut Gepeng berucap "Untung ada saya!", sambil membusungkan dada. Ucapan tersebut menjadi terkenal bersamaan dengan melejitnya popularitas Gepeng.

6.        S. Bagio
Ia terkenal lewat grup lawak Bagio CS bersama Darto Helm, Diran dan Sol Saleh. Bagio CS selain muncul di televisi dan film, juga aktif di berbagai panggung dan rekaman lawak, kadang disertai Eddy Sud. Bagio biasanya memerankan tokoh yang kagetan dan latah dengan kata-kata "Eh, copot.. copot!". Bagio pernah juga membentuk grup ketoprak Suryo Budoyo, yang memakai bahasa Indonesia. Agar yang bukan orang Jawa pun bisa menikmatinya, demikian alasannya. Ia ingin melawak sampai tua. Selain itu Bagio pernah menjadi peran utama film Mat Dower dan juga pernah dinominasihkan di FFI dalam film Sang Guru.

7.        Djalal
Seorang pelawak Indonesia yang laris di era tahun 1970-an. Mulanya bersama teman-temannya, ia mendirikan grup pelawak "Surya Grup" yang terdiri dari Herry Koko, Suprapto (Ester), dan Sunaryo (Susi). Tahun 1975 ia menerjunkan diri ke dunia film. Kariernya di film semakin mengorbit setelah mendapat peran utama dalam film "Inem Pelayan Sexy". Film ini disambut luar biasa oleh masyarakat seluruh Indonesia. Dengan kesuksesannya akhirnya sutradara Nya' Abbas Akup melanjutkan serinya yaitu Inem Pelayan Seksi II dan Inem Pelayan Seksi III.

8.        Jojon
Djuhri Masdjan atau lebih dikenal sebagai Jojon adalah seorang aktor dan pelawak Indonesia. Bersama Cahyono dan Uuk, ia pernah sukses mengusung Jayakarta Grup, dan tampil rutin di TVRI. Setelah sukses berkarir bersama Jayakarta Grup, kini Jojon, lebih sebagai pelawak 'mandiri', penampilannya dapat menyatu dengan grup dan siapa pun, baik pelawak dari generasi tua mau pun pelawak muda yang jauh dari dirinya. Ciri khas dari penampilannya adalah kumis kecil ala Charlie Chaplin sehingga mudah diingat oleh penggemarnya.

9.        Kadir dan Doyok
Duo yang sering bersama saat tampil melawak ini aktif bermain film komedi pada akhir tahun ’80-an hinga ’90-an. Meskipun mereka masing-masing sebelumnya telah memiliki grup lawak sendiri, Kadir dengan Srimulat dan Doyok dengan Doyok’s Grup, namun mereka lebih sukses bila tampil berdua terutama di film. Film-film sukses mereka antara lain, Cintaku di Rumah Susun, Kanan Kiri OK, Makelar Kodok, Salah Pencet, Pintar-pintaran.

10.    Tukul Arwana
Bukan hal yang mudah untuk diterima dan disukai masyarakat, Tukul harus berjuang dari nol untuk menjadi entertainer ngetop seperti saat ini. Tukul yang sedari kecil sering melawak di panggung tujuh belasan tingkat RT, semakin melambung namanya ketika dipercayai untuk menjadi pembawa acara musik "Aduhai" di TPI serta acara "Dangdut Ria" di Indosiar. Saat ini, namanya kian melesat ketika TV7 (kini Trans7) mempercayakannya menjadi pembawa acara talk show Empat Mata (kini Bukan Empat Mata). Joke-joke segar dan banyolan khas Tukul semacam 'Kembali ke Laptop', 'tak sobek-sobek', 'katro', 'ndeso', 'silent please', 'puas-puas!', sampai tepuk tangan ala monyet, jadi guyonan segar berbagai kalangan, mulai dari pegawai kantoran sampai pelanggan warkop pinggir jalan. Tukul memang fenomenal.

Tulisan ini dibuat tanpa mengecilkan peran pelawak-pelawak lainnya di dunia hiburan tanah air yang telah turut menghibur seluruh rakyat Indonesia melalui guyonan-guyonan khas mereka. Saya tetap salut dengan karya-karya mereka terutama buat para pelawak senior lainnya seperti Abah Us Us, Kang Ibing, Tarsan, Timbul, Basuki, Darto Helm, Karjo AC/DC, Eddy Sud, Iskak, Bambang Gentolet, Edi Gombloh, Tesi, Ratmi B29 dan masih banyak lagi yang lainnya. Terima kasih telah membuat Indonesia tertawa.

Referensi : Wikipedia dan Kapanlagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar