Halaman

Senin, 16 Februari 2015

25 Aktris Terbaik Indonesia



Setelah menyajikan daftar para aktor terbaik negeri ini, kali ini giliran daftar para aktris film terbaiknya, tentu saja masih versi saya, yaitu:

1.    Christine Hakim
Sepanjang kariernya sebagai artis film, Christine dikenal sebagai aktris yang memiliki akting sangat bagus. Sehingga telah banyak mendapatkan pujian dan meraih penghargaan.  Aktris tangguh ini tampil mencuri perhatian dalam film pertamanya Cinta Pertama (1973), yang memberinya Piala Citra pemeran utama wanita terbaik dengan pujian. Hingga kini sudah mengumpulkan lima Piala Citra dari film Sesuatu Yang Indah (FFI 1977), Pengemis dan Tukang Becak (FFI 1979), Di Balik Kelambu (FFI 1983), Kerikil-kerikil Tajam (FFI 1985), dan Tjoet Nja’ Dhien (FFI 1988).


2.    Meriam Bellina
Namanya sangat populer di sepanjang era 80-an hingga sekarang. Meriam Bellina disebut sebagai Magma Perfilman Indonesia, karena bakatnya yang teruji di film-film berkelas. Mer secara mengejutkan merebut Piala Citra FFI 1984 untuk pemeran utama wanita terbaik dalam film Cinta Di Balik Noda (1984) mengalahkan pesaingnya yang cukup berat kala itu. Dia kembali meraih Piala Citra untuk film Taksi (FFI 1990) dan Get Married (FFI 2007).


3.    Mieke Wijaya
Mieke sebelumnya adalah seorang biduanita di RRI Palembang dalam band “Empat Sekawan”. Aktris watak berkarakter ini mulai populer setelah membintangi film Tiga Dara (1956) bersama Chitra Dewi dan Indriati Iskak. Melekat dengan sosok karakter “Bu Broto” dalam serial Losmen yang dibintanginya pada awal tahun 80-an di TVRI. Piala Citra diperolehnya melalui Gadis Kerudung Putih (FFI 1967), Ranjang Pengantin (FFI 1975), dan Kembang Semusim (FFI 1981).


4.    Lydia Kandou
Salah satu primadona layar lebar Indonesia di era 80-an dan menjadi idola remaja bersama Rano Karno dan Yessy Gusman. Film-film yang dilakonkan mampu menempatkannya menjadi artis terkenal di Indonesia untuk beberapa masa. Pernah masuk unggulan FFI untuk film Untukmu Kuserahkan Segalanya (1984), Kejarlah Daku Kau Kutangkap (1985) dan Cas Cis Cus (1989), baru kemudian mendapatkan Piala Citra pertamanya melalui Boneka Dari Indiana (FFI 1991) dan yang kedua lewat Ramadhan dan Ramona (FFI 1992).


5.    Jenny Rachman
Film debutnya sebagai pemeran utama adalah film Rahasia Gadis (1975). Keseriusannya dalam film telah ditunjukkan dengan diraihnya dua Piala Citra sebagai pemeran utama wanita terbaik melalui Kabut Sutra Ungu (FFI 1980) arahan Sjuman Djaja dan Gadis Marathon (FFI 1982) arahan Chaerul Umam. Dia bisa menjadi magnet layar lebar yang menghasilkan box office bagi film-filmnya, sekaligus memberikan akting yang mampu diapreasiasi kritikus. Oleh karena itu wanita ini diberi gelar "The Queen of Indonesian Cinema" oleh kalangan industri film Indonesia.


6.    Tuti Indra Malaon
Salah satu pendiri Teater Populer yang juga sangat piawai dalam berakting di layar lebar. Cukup sering bermain di film-film drama. Ia memenangkan Piala Citra sebagai pemeran utama wanita terbaik pada dua Festival Film Indonesia (FFI) yaitu pada FFI 1986 dalam film Ibunda dan FFI 1989 dalam film Pacar Ketinggalan Kereta. Juga pernah menjadi uggulan FFI untuk film Neraca Kasih (nominasi FFI 1983).


7.    Widyawati
Bermain film sejak usia belasan tahun hingga sekarang. Widyawati dikenal oleh masyarakat dan melambung namanya lewat perannya sebagai Yuli bersama dengan Sophan Sophiaan sebagai Romi di film Pengantin Remaja (1971) yang kemudian menjadikannya idola. Penampilan Widyawati dalam sejumlah film romansa, semakin mematangkan aktingnya. Sempat masuk unggulan nominasi FFI sebanyak lima kali. Ia semakin tampil lebih memukau dalam film-film drama yang kemudian mengantarkannya meraih Piala Citra, seperti dalam One Way Ticket (FFI 1977) dan Arini (FFI 1987).


8.    Rina Hassim
Aktris yang tenar pada tahun 70-an sampai 90-an, namun hingga kini masih sering bermain film, meski hanya sebagai pemain pendukung. Rina memiliki karakter yang kuat dalam film-filmnya, dan juga aktingnya begitu maksimal, tak heran dua Piala Citra diraihnya melalui film Semalam Di Malaysia (FFI 1976) dan Zig Zag (FFI 1991) serta lima nominasi Piala Citra di tahun 1979, 1981, 1985, 1986, dan 1988. Pernah pula meraih best supporting ctress pada Festival Film Asia Pasifik 1987 dalam film Akibat Kanker Payudara (1987).


9.    Dewi Irawan
Dibawah asuhan ayahnya, Dewi sudah mengenal dunia akting sejak Taman Kanak-kanak, sebelum mulai dikenal setelah main dalam Belas Kasih (1973). Sesudah ayahnya meninggal, ia masih bermain dalam beberapa film bertema remaja. Dewi berhasil menyabet Piala Citra kategori pemeran pendukung wanita terbaik dalam film Sang Penari (FFI 2011) dan sebagai pemeran utama wanita terbaik dalam film Tabula Rasa (FFI 2014), yang mengakhiri penantiannya setelah 30 tahun lebih sebelumnya, ketika Dewi masuk dalam nominasi aktris terbaik FFI 1983 melalui Titian Serambut Dibelah Tujuh (1982).


10.    Jajang C. Noer
Mulai memasuki teater pada tahun 1972, ia menjadi anggota Teater Ketjil pimpinan Arifin C. Noer. Meski dapat peran kecil-kecilan, pada usia 20 tahun ia sudah tampil di panggung. Setelah diikutkan main di sejumlah film, ia dapat peran berarti di film Bibir Mer (1991) yang mengantarkannya meraih Piala Citra sebagai pemeran pendukung wanita terbaik pada FFI 1992. Piala Citra kembali diraihnya melalui film Cinta Tapi Beda (FFI 2013) serta lima kali masuk unggulan nominasi FFI. Konsistensinya dalam dunia film masih terbukti hingga kini.


11.    Rima Melati
Mengawali karier di bidang seni peran pada tahun 60-an, yang sebelumnya juga berkarier sebagai peragawati dan penyanyi.  Istri Frans Tumbuan ini meraih Piala Citra FFI 1973 untuk pemeran utama wanita terbaik mendampingi Benyamin S. dalam film satir Intan Berduri (1972). Selain itu masuk unggulan Citra lewat Kupu-kupu Putih (nominasi FFI 1984), Tingal Landas Buat Kekasih (nominasi FFI 1985), Pondok Cinta (nominasi FFI 1986) Biarkan Bulan Itu (nominasi FFI 1987) dan Arini II (nominasi FFI 1989).


12.    Adinia Wirasti
Asti memulai karir sebagai seorang model pada sebuah majalah remaja. Ia dikenal masyarakat lewat aktingnya di film Ada Apa Dengan Cinta? (2001) yang sukses besar dalam pemasarannya. Ia mendapatkan Piala Citra sebagai pemeran pendukung wanita terbaik FFI 2005 untuk perannya dalam film Tentang Dia (2004). Kemudian kembali mendapatkan Piala Citra sebagai pemeran utama wanita terbaik lewat Laura & Marsha (FFI 2013).


13.    Nani Widjaya
Aktris andal spesialis film drama ini sudah bermain film sejak tahun 60-an. Ia adalah satu dari empat personel Golden Girls bersama Ida Kusumah, Connie Sutedja dan Rina Hassim. Tetap konsisten dengan dunia akting hingga kini. Aktingnya yang mengesankan dalam film Yang Muda Yang Bercinta (1977) mengantarkannya meraih Piala Citra kategori pemeran pendukung wanita terbaik FFI 1978. Selanjutnya Piala Citra keduanya diperoleh melalui film R.A. Kartini (FFI 1983).


14.    Niniek L. Karim
Niniek yang juga seorang akademisi dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini, bergabung dengan Teater Populer pimpinan Teguh Karya sejak masih mahasiswa. Niniek semula enggan bermain film. Prinsip Niniek itu pun luluh setelah Teguh Karya merekrutnya bermain di film Ibunda (1986). Di film debutnya ini, Niniek ternyata menampilkan akting yang begitu mumpuni. Ia pun langsung merebut Piala Citra pertama untuk pemeran pendukung wanita terbaik pada FFI 1986. Niniek pun kembali mengulang kemenangan di film keduanya, Pacar Ketinggalan Kereta (1988) meraih Piala Citra FFI 1989.


15.    Lenny Marlina
Lenny adalah bintang yang ditemukan oleh Usmar Ismail. Pertama kali muncul dalam Ananda (1970), film terakhir Usmar. Lenny yang berbakat besar itu dengan cepat jadi populer dalam dunia film. Menjadi aktris terbaik dengan penghargaan Piala Citra pada FFI 1974 lewat film Rio Anakku (1973). Aktingnya yang begitu menyentuh, ketika memerankan pengidap kanker dalam drama Jangan Ambil Nyawaku (nominasi FFI 1982) dan Kembang Kertas (nominasi FFI 1985), membuatnya masuk unggulan Piala Citra FFI.


16.    Tanti Yosepha
Sejak SMA, ia sudah berkecimpung di dunia seni, kelompok tari, sandiwara, dan tarik suara. Dunia film ditekuninya dengan debut Mama (1972) arahan Wim Umboh. Tahun 1973, film Ratapan Anak Tiri yang dibintanginya meledak di pasaran. Tanti berhasil meraih Piala Citra sebagai pemeran utama wanita terbaik dalam film Setulus Hatimu (FFI 1975) dan menjadi unggulan dalam Dr. Karmila (nominasi FFI 1982).


17.    Dian Sastrowardoyo
Ia mengawali kariernya di dunia hiburan sebagai model. Film pertamanya Bintang Jatuh (2000), karya Rudi Sujarwo, diedarkan secara indie. Film selanjutnya adalah Pasir Berbisik (2000) membuatnya masuk dalam unggulan Piala Citra FFI 2004. Kemudian membintangi film Ada Apa Dengan Cinta? (2001) yang disebut-sebut sebagai ikon kebangkitan film nasional. Melalui film ini pula Dian berhasil meraih Piala Citra sebagai pemeran utama wanita terbaik pada FFI 2004.


18.    Joice Erna
Dengan bekal keberanian dan wajah indo, Joice mengawali karirnya sebagai foto model. Pertama terjun ke dunia film dalam Seribu Kenangan (1975). Kemudian sutradara Arifin C. Noer melihat bakat potensial aktingnya, dan diajaknya bermain dalam Suci Sang Primadona (1977), yang mengantarkannya terpilih sebagai aktris terbaik Piala Citra FFI 1978. Sejak itu semakin meningkat kegiatan filmnya. Masuk unggulan dalam Arini (nominasi FFI 1987) sebagai pemeran pendukung wanita terbaik. 


19.    Marissa Haque
Perkenalannya dengan dunia hiburan dimulai saat ia aktif mengisi waktu luangnya dengan menyanyi dan menari dalam sanggar "Swara Mahardika". Pada tahun 1980 sutradara film M.T. Risyaf menawarkan peran untuk Marissa dalam film Kembang Semusim. Piala Citra diperolehnya pada FFI 1985 untuk pemeran pendukung wanita terbaik lewat film Tinggal Landas Buat Kekasih (1984), disusul masuk unggulan melalui film Matahari Matahari (nominasi FFI 1986) dan Biarkan Bulan Itu (nominasi FFI 1987).


20.     Ita Mustafa
Ita adalah aktris yang populer pada era 80-an yang sering tampil sebagai aktris pendukung. Ia pun pernah mendapatkan Piala Citra kategori pemeran pendukung terbaik dalam film Gadis Penakluk (FFI 1981). Ia sempat menjadi peran utama dalam film Tinggal Sesaat Lagi (nominasi FFI 1987) bersama aktor senior Roy Marten. Dan sekali lagi masuk unggulan dalam Bukan Istri Pilihan (nominasi FFI 1982).


21.    Ria Irawan
Karena besar di lingkungan film, Ria tertarik dengan dunia perfilman sejak masih kecil. Pada usia empat tahun, Ria telah menjadi figuran dalam film Sopir Taksi (1973), hingga aktingnya yang membuat banyak orang terpikat pada film Kembang Kertas (1984). Berkat perannya di film Bila Saatnya Tiba (1985), Ria meraih nominasi FFI 1986 sebagai pemeran pendukung wanita terbaik. Ria berhasil memenangkan Piala Citra lewat film Selamat Tinggal Jeanette (FFI 1988). Di FFI 2006 dirinya kembali mendapat nominasi pemeran pendukung wanita terbaik lewat film Berbagi Suami (2006).


22.    Ayu Azhari
Akibat Buah Terlarang (1984), sebagai penanda debut Ayu di ranah perfilman sekaligus yang mengangkat namanya sebagai pendatang baru yang cukup berkualitas. Meraih Piala Citra sebagai pemeran pendukung wanita terbaik dalam film Dua Kekasih (FFI 1990). Prestasinya berlanjut dengan menjadi aktris terbaik pada Festival Film Asia Pasifik 2001 dalam film Telegram (2000) arahan Slamet Rahardjo.


23.    Paramitha Rusady
Selepas SMA, Mitha mendapat tawaran main film Ranjau-Ranjau Cinta (1984) dengan lawan main Rano Karno dan sutradara Nasrie Chepy, yang menandakan awal kariernya di dunia film. Dari situ beberapa film layar lebar kemudian dibintangi, namanya segera melambung. Menjadi unggulan Piala Citra sebanyak lima kali yaitu dalam film Si Kabayan Saba Kota (nominasi FFI 1989), Blok M (nominasi FFI 1990), Boss Carmad (nominasi FFI 1991), Selembut Wajah Anggun (nominasi FFI 1992), dan Kuberikan Segalanya (nominasi Ffi 1992).


24.    Nurul Arifin
Jadi model mulai tahun 1983 kemudian ditarik ke dunia film sejak Hati Yang Perawan (1984). Karena bakatnya itu ia sering masuk nominasi aktris terbaik dalam berbagai penghargaan. Mulai masuk unggulan Piala Citra lewat Istana Kecantikan (nominasi FFI 1988). Kemudian diunggulkan lagi dalam Pacar Ketinggalan Kereta (nominasi FFI 1989), Dua Dari Tiga Laki-laki (nominasi FFI 1990) dan Catatan Si Emon (nominasi FFI 1992).


25.    Dewi Yull
Dewi Yull adalah seorang penyanyi, selain itu ia juga sebagai aktris yang dimulainya dengan berperan dalam sinetron Losmen. Film pertamanya Gadis (1980) yang mempertemukannya dengan aktor Ray Sahetapy. Berkat kekuatan aktingnya, Dewi menjadi unggulan Piala Citra sebagai pemeran utama wanita terbaik dalam film Kembang Kertas (nominasi FFI 1985) dan Penyesalan Seumur Hidup (nominasi FFI 1987).



Demikian daftar aktris terbaik yang saya buat, semoga berkenan. Terima kasih.


Referensi: wikipedia, indonesian film center, katalog film indonesia.
Foto: berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar